PENJELASAN KENAPA BELUM ADA SOLUSI UNTUK XIAOMI MI5C SOFTBRICK

Saat ada masalah software pada smartphone Xiaomi MI5C, memang bisal dilakukan flashing melalui mode fastboot itupun harus sudah unlock boot loader, jika belum unlock bootloader makah flashing akan sia-sia saja, apa lagi jika kondisi smartphoen ini sudah softbrick atau mati total karena permasalahn software, untuk saat ini dapat dipastikan belum ada solusi (kecuali coba langka extrime) untuk unbrick Xiaomi MI5C ini., Kenapa belum ada solusi!?", Karena untuk Xiaomi MI5C ini mengunakan chipset yang sama sekali berbeda dengan Xiaomi sebelumnya, jika kebanyakan smartpone Xiaomi mengusung "Chipset Qualcomm dan Midiatek" yang sudah kita kenal atau sudah kita ketahui jelas tentang fiktur yang ada, untuk Xiaomi MI5C ini mengunakan chipset buatan mereka sendiri yang mereka sebut dengan "Surge S1 atau Prosesor Xiaomi Surge S1" yang sama sekali belum ada informasi jelas dengan jenis chipset ini, oleh karena itulah kita masi sulit untuk melakukan analisa dikarenakan keterbatasan informasi tentang "Chipset Surge S1 atau Prosesor Xiaomi Surge S1" ini, tidak seperti "Chipset Qualcomm dan Mediatek" yang kita kenal sebelumnya. 


Sedikit informasi yang saya dapat hanyalah sebatas kemampuan "Chipset Surge S1 atau Prosesor Xiaomi Surge S1", salah satu informasi tetang kemampuan yang saya dapatkan bahwa "Prosesor Xiaomi Surge S1 Diklaim Ungguli Snapdragon 625", adapun beberapa informasi tentang "Chipset Surge S1 atau Prosesor Xiaomi Surge S1", silakan simak dibawah ini:

Mengenal Lebih Dekat “Prosesor Surge S1” Bikinan Xiaomi
Hal yang barangkali tidak pernah diduga dari Xiaomi adalah keberhasilannya mengembangkan prosesor mobile sendiri bernama Surge S1. Lalu kemana gerangan prosesor Pinecone yang sebelumnya digembar-gemborkan? Inikah bagian dari prosesor yang sama dengan pengambilan nama baru yang digantikan?
Langkah Xiaomi yang mendesain, mengembangkan, dan mengelola sendiri prosesor untuk produk yang digarapnya merupakan langkah berani dan inovatif yang patut diapresiasi. Ini membuktikan keseriusan Xiaomi untuk siap bermain di ranah teknologi yang penuh purwarupa, khususnya pengembangan manufaktur chipset, dengan harapan bisa menekan biaya produksi dan mensejajarkan diri dengan tiga pemain besar dunia seperti Apple, Samsung, dan Huawei yang telah lebih dulu mengembangkan chipset mobile sendiri. 
Performa dan Efisiensi Daya hingga 40 persen
Xiaomi Surge S1 octa-core processor resmi dirilis Xiaomi pada Selasa (28/02/2017) di Cina. Xiaomi Surge S1 menerapkan arsitektur octa-core 64-bit dengan 4x Cortex A53 core pada 2.2GHz serta 4x Cortex A53 core pada 1.4GHz. Chip ini juga dikembangkan dengan proses 28nm HPC+.
Xiaomi mengklaim, kombinasi delapan inti ini menawarkan performa dan efisiensi daya hingga 40 persen dibandingkan teknologi sebelumnya. Tidak hanya itu, chip tersebut juga hadir dengan dukungan 32-bit DSP, VoLTE, serta 14-bit dual ISP optimisasi dual noise untuk membuat hasil fotografi lebih baik, selain juga memungkinkan panggilan telepon dengan suara yang lebih jernih.
“Untuk Xiaomi, langkah ini merupakan langkah penting berikutnya dalam pengembangan kami. Dalam rangka untuk memenuhi janji kami untuk membuat inovasi tersedia untuk semua orang, kita perlu menguasai teknologi inti dari industri kami dan erat mengintegrasikan pengembangan hardware kami dengan perangkat lunak kami, membantu kami untuk membuat smartphone lebih baik yang secara konsisten akan mengejutkan industri dan memuaskan konsumen,” jelas Lei Jun, CEO Xiaomi pada acara peluncuran Selasa (28/02/2017).
Untuk mengolah di sektor grafis, Xiaomi Surge S1 mengintegrasikan GPU Mali-T860 yang membawa 40 persen peningkatan efisiensi daya, bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya GPU Mali-T760.
Xiaomi juga menyebut, chipset Surge S1 hadir dengan pembaruan level keamanan yang diperbarui secara OTA. Selain itu chipset tersebut juga memiliki fitur untuk mencegah kebocoran data dan akses jaringan tidak sah.
Sebelum meluncurkan Surge S1, Xiaomi memerlukan waktu yang cukup panjang dalam mengembangkan prosesor Surge S1. Perlu waktu 28 bulan sejak Oktober 2014 sampai prosesor pertama besutannya resmi diumumkan ke publik akhir bulan kemarin.
Peran Disebalik Prosesor Surge S1
Prosesor Surge S1 masuk dalam kategori prosesor kelas menengah, yang bakal bersaing sengit dengan Qualcomm Snapdragon 430, Samsung Exynos 7580, MediaTek MT6738T, dan Huawei Kirin 650.
Prosesor tersebut dikembangkan melalui anak perusahaannya, Beijing Pinecone Electronics. Hal ini juga menjawab rumor yang sebelumnya santer beredar yang menyebutkan bahwa prosesor buatan Xiaomi bernama Pinecone, yang ternyata merupakan bagian dari nama anak perusahaannya, Beijing Pinecone Electronics. Belum ada kejelasan mengenai alasan pemberian nama dan apa arti Surge S1. 
Tidak Hanya Smartphone
Kemungkinan besar Xiaomi bakal memanfaatkan Surge S1 tidak hanya terpaku pada smartphone saja. Perusahaan diprediksi akan menyelipkan chipset buatannya ini ke dalam perangkat lain, seperti televisi, router dan produk lain Xiaomi yang dijual melalui toko ritel atau online Mi Home.
“Kita perlu menguasai teknologi inti dari industri kami dan mengintegrasikan erat pengembangan peranti keras kami dengan peranti lunak kami, membantu kita untuk membuat smartphone pintar yang lebih baik,” kata Lei Jun, Chief Executive Officer Xiaomi pada acara peluncuran.
Smartphone Pertama Xiaomi dengan Prosesor Surge S1
Xiaomi telah mengumumkan ponsel pintar terbarunya bernama Mi 5C pada Selasa (28/2) lalu. Bukan perangkat ponsel pintarnya yang menjadi menarik perhatian publik dan pengamat teknologi, tetapi prosesor yang ada di dalam perangkatnya.

Bagaimana tidak, Mi 5C menjadi ponsel perdana Xiaomi yang mengandalkan cip prosesor yang mereka kembangkan sendiri melalui anak perusahaannya, Beijing Pinecone Electronics. Prosesor itu diberi nama Surge S1.

Dengan demikian, Xiaomi kini sejajar dengan Samsung, Huawei dan Apple sebagai produsen ponsel pintar global yang turut mendesain, membuat, dan mengelola sendiri prosesornya untuk produk yang digarapnya.

Satu hal yang harus dikhawatirkan Qualcomm dan Mediatek mengingat ini bisa membuat mereka kehilangan Xiaomi sebagai pelanggannya.

Prosesor Surge S1 yang dipakai Xiaomi untuk Mi 5C mengusung arsitektur komputasi Cortex-A53 delapan inti (octa-core) yang dibagi menjadi dua bagian: 4 x 2,2 GHz dan 4 x 1,4 GHz. Ini membuatnya masuk dalam kategori kelas menengah, menyaingi Huawei Kirin 650, Snapdragon 430, Exynos 7580 dan MediaTek MT6738T.

Perusahaan asal China itu bahkan memamerkan hasil benchmark Surge S1 melawan Qualcomm Snapdragon 625, MediaTek Helio P10 dan P20, melalui aplikasi uji performa AnTutu, GeekBench 4.0, CPU multi-core benchmark dan GFXBench Manhattan off-screen. Hasilnya, Surge S1 unggul dari ketiga prosesor itu.

Untuk bisa membuat Surge S1 unggul diperlukan proses yang cukup lama. Dalam pengakuannya, Xiaomi membutuhkan waktu lebih dari dua tahun untuk merancang sekaligus mengembangkan cipnya itu.

Kemungkinan besar Xiaomi bakal memanfaatkan Surge tidak hanya terpaku pada smartphone saja. Perusahaan diprediksi akan menyelipkan cip buatannya ini ke dalam perangkat lain, seperti televisi, router dan produk lain Xiaomi yang dijual melalui toko ritel atau online Mi Home.

"Kita perlu menguasai teknologi inti dari industri kami dan mengintegrasikan erat pengembangan peranti keras kami dengan peranti lunak kami, membantu kita untuk membuat ponsel pintar yang lebih baik," kata Chief Executive Officer Xiaomi, Lei Jun, saat mengumumkan Xiaomi Mi 5C.


Xiaomi Mi 5C sendiri, selain ditanam dengan prosesor Surge S1, memiliki ukuran layar 5,15 inci beresolusi 1080 x 1920 pixel, dengan didukung RAM sebesar 3 GB dan memori internal sebesar 64 GB tanpa slot MicroSD.

Perihal harga, Xiaomi akan membanderol Mi 5C dengan harga 1.500 yuan China atau sekitar Rp 2,9 juta. Ia akan hadir perdana di pasar China pada 3 Maret mendatang.

Hasil Uji Benchmark, Xiaomi Surge S1 Ungguli Snapdragon 625

Kehadiran prosesor Xiaomi Surge S1 di pasar mobile global, dan langkah Xiaomi yang ingin mensejajarkan diri dengan tiga pemain besar dunia seperti Apple, Samsung, dan Huawei, pada sebagian kalangan mungkin saja dianggapnya mimpi disiang bolong. Hal ini wajar, lantaran Surge S1 merupakan pendatang baru dalam dunia prosesor mobile yang tentu bisa menimbulkan banyak keraguan. Tetapi penilaian tersebut bukan tanpa alasan. 

Pada hari peluncurannya, Xiaomi memamerkan hasil benchmark Surge S1 melawan Qualcomm Snapdragon 625, MediaTek Helio P10 dan P20, melalui aplikasi uji performa AnTutu, GeekBench 4.0, CPU multi-core benchmark dan GFXBench Manhattan off-screen.

Hasilnya, meski tak mampu melebihi skor multi-core benchmark MediaTek P20 yang memperoleh angka 3.872, Surge S1 berhasil melampaui Snapdragon 625 dengan skor 3.399, sedangkan Snapdragon 625 meraup poin 2.824 saja.
Selain itu, pada pengujian GPU pun, chip Xiaomi berhasil mengungguli ketiga chip di atas dengan angka 17 frame per second (fps), sedangkan posisi kedua ditempati Snapdragon 625 dengan angka 9,9fps. 
Bagaimana masa depan Prosesor Surge S1 buatan Xiaomi? Mampukah ia menyalip dan mensejajarkan diri dengan kompetitornya?
Itulah sedikit iformasi untuk lebih mengenal tentang "Xiaomi MIC" dengan "Chipset Surge S1 atau Prosesor Xiaomi Surge S1" dan juga mebuat kalian paham betapa sedikitnya informasi untu bisa analisa, dan juga bisa buat anda paham kenapa belum ada ada solusi (kecuali coba langka extrime) untuk Xiaomi MI5c yang mengalami softbrick atau mati total karena kerusakan sofware.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekian sedikit informasi dari saya semoga bisa dipahami dan dapat membatu anda dalam belajar dan Terimakasi telah mengunjungi Master Unbricker.
For more go JOIN forum discussion Master Unbricker.
For general questions, please come here, for more please come here

Komentar

POPULAR POST

SONY FLASH TOOL - 0.9.25.0 FOR WINDOWS 32bit & 64bit

KUMPULAN FIRMWARE ASUS

KOLEKSI CERT SAMSUNG

ASUS DEBRICK

KOLEKSI APDB FILE REPAIR IMEI MTK

loading...